Isolasi Minyak Atsiri Secara Umum

Isolasi Minyak Atsiri Secara Umum

Minyak atsiri merupakan suatu minyak yang mudah mengalami penguapan dan berbau aromatik. Adapun cara pengambilan minyak dari berbagai tumbuhan penghasil minyak atsiri diantaranya Destilasi, Pengepresan, Meserasi, dan Enfleurasi.

Berikut Isolasi Minyak Atsiri Secara umum adalah.

Baca juga: 3 Golongan Senyawa Minyak Atsiri


1. Destilasi

Destilasi
Sumber: https://id.wikipedia.org/

Destilasi adalah proses pemisahan zat-zat cair dari campurannya dengan berdasarkan perbedaan titik didih. Pada proses destilasi sederhana, suatu campuran dapat dipidahkan bila zat-zat penyusunya tersebut mempunyai perbedaan titik didih cukup tinggi.

Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih komponen cairan yang dipisahkan pada tekanan tertentu. Penguapan diferensiasi dari suatu campuran cairan merupakan bagian terpenting dalam proses pemisahan dengan destilasi, diikuti dengan cara penampungan material uap dengan cara pendingindan pengembunan dalam kondensor pendingin air (Widya et al, 2014).

Prinsip dasar dalam proses destilasi yaitu dengan berdasarkan perbedaan titik didih, senyawa dengan titik didih yang paling rendah akan terpisah terlebih dahulu. Air pendingin dimasukkan dari ujung yang paling dekat dengan adaptor, dan air keluar melalui ujung pendingin yang lain. Termometer dipasang sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan titik didih senyawa yang sedang dipisahkan. Ujung termometer diletakkan tepat pada posisi ujung pendingin.

Metode destilasi yang umum digunakan dalam produksi minyak atsiri adalah destilasi air dan destilasi uap-air. Karena metode tersebut merupakan metode yang sederhanan dan membutuhkan biaya yang lebih rendah jika dibandingkan dengan destilasi uap.

Syarat utama pemisahan campuran dengan cara destilasi adalah semua komponen yang terdapat didalam campuran haruslah bersifat volatil. Pada suhu yang sama, tingkat penguapan pada masing-masing komponen akan berbeda-beda. Hal ini berarti bahwa pada suhu tertentu, komponen yang lebih volatil dengan campuran cairan akan lebih banyak bengkit uap. 

Sifat demikian ini akan terjadi sebaliknya, yakni pada suhu tertentu fasa cairan akan lebih banyak mengandung komponen yang kurang volatil. Jadi cairan yang setimbang dengan uapnya pada suhu tertentu memiliki komposisi yang berbeda. Perbedaan komposisi dalam ketimbangan uap-cairan dapat dengan mudah dipelajari pada destilasi pemisahan campuran alkohol dan air.

Isolasi minyak atsiri pada umumnya dengan cara, uap menembus jaringan tanaman dan menguap semua senyawa yang mudah menguap, dalam pengertian industri minyak atsiri dibedakan menjadi tiga tipe hidrodestisi yaitu penyulingan air, penyulingan uap dan air, penyulingan uap langsung (Sastrohamidjojo, 2004). 

Pada dasarnya ketiga tipe penyulingan tersebut memiliki kesamaan yaitu penyulingan dari sistem dua-fasa. Perbedaannya terletak pada cara penangan bahan tanaman yang akan diproses.


a. Penyulingan dengan Air

Penyulingan dengan Air
Sumber: http://profmikra.org/

Penyulingan dengan air menggunakan bahan yang berhubungan langsung denga air mendidih. Bahan yang akan disuling mengambang atau mengapung di atas air atau terendam seluruhnya, tergantung pada berat jenis dan kuantitas bahan yang akan diproses.

Air dapat di didihkan dengan api  secara langsung. Sejumlah bahan tanaman adakalanya harus duproses dengan penyulingan air waktu terendam dan bergerak bebas dalam air mendidih. Sedangkan bila bahan tersebut diproses dengan penyulingan uap dapat menyebabkan pengumpulan hingga uap tidak dapat menembusnya (Sastrohamidjojo, 2004).


b. Penyulingan dengan Air dan Uap

Penyulingan dengan Air dan Uap
Sumber: https://guruakuntansi.co.id/

Bahan tanaman yang diproses secara penyulingan uap dan air ditempatkan dalam suatu tempat yang bagian bawah dan tengah berlobang-lobang yang ditopang di atas dasar alat penyulingan. Bagian bawah alat penyulingan diisi air sedikit di bawah dimana bahan ditempatkan. Air dipanaskan dengan api seperti pada penyulingan air. Bahan tanaman yang akan disuling hanya terkena uap dan tidak terkena air yang mendidih (Sastrohamidjojo, 2004).


c. Penyulingan Uap

Penyulingan Uap
Sumber: https://docplayer.info/

Penyulingan uap atau penyulingan uap langsung mirip dengan perangkat penyulingan laiinya hanya saja tidak ada air di bagian bawah alat. Uap yang digunakan lazim memiliki tekanan yang lebih besar daripada tekanan atmosfer dan dihasilkan dari hasil penguapan air yang berasal dari pembangkitan uap air. uap yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke dalam alat penyulingan. Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang menyolok pada ketiga alat penyulingan (Sastrohamidjojo, 2004).

Baca juga: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekstraksi


2. Pengepresan

Pengepresan
Sumber: https://docplayer.info/

Pengepresan adalah proses pengambilan minyak atsiri dengan cara pengepresan yang dilakukan terhadap bahan berupa biji, buah atau kulit luar yang dihasilkan dari tanaman yang termasuk famili citrus. Hal ini disebabkan minyak dari famili tanaman tersebut akan mengalami kerusakan jika diekstaksi dengan cara penyulingan. Dengan pengepresan maka sel-sel yang mengansung minyak akan pecah dan minyak akan mengalir kepermukaan bahan.

Pada metode pengepresan, alat yang digunakan berupa mesin pengepres. Alat ini bekerja dengan cara menekan bahan baku hingga sel penghasil minyak akan pecah dan minyak akan keluar.


3. Maserasi

Maserasi
Sumber: https://www.ika.com/

Maserasi adalah pembuatan minyak dengan lemak panas tidak berbeda jauh dengan metode lemak dingin. Bahan dan peralatan yang digunakan pun tidak jauh berbeda. Perbedaannya anya terletak pada bagian awal proses, yaitu menggunakan lemak panas. Sedangkan alat yang digunakan yaitu evaporator vakum. Selain itu, dibutuhkan wadah beruoa bak atau baskom untuk merendam bunga dalam lemak panas. Bahan yang diperlukan dalam material yaitu lemak dan alkohol. Lemak digunkan sebagai adsorben, sedangkan alkohol digunkan untuk melarutkan lemak.

Proses maserasi pada tanaman bunga dilakukan dalam beberapa tahapan:

  1. Pilih bunga yang bagus dengan tingkat ketuan optimum (belum mekar penuh).
  2. Rendam bunga dalam lemak yang telah dipanasi sampai suhunya mencapai kondisi cair dan biarkan satu malam.
  3. Keesokan harinya tambahkan alkohol panas dalam lemak, lalu aduk dan saring untuk memisahkan bunganya,
  4. Simpan campuran lemak dan alkohol dalam pendingin agar membeku sehingga mudah dipisahkan.
  5. Pemisahan dilakukan dengan penyaringan sampai larutan benar-benar bebas dari lemak.
  6. Larutan yang bebas lemak tersebut selanjutnya dievarporasi pada kondisi vakum sampai memperoleh absolute.


4. Enfleurasi

Enfleurasi
Sumber: http://eprints.undip.ac.id

Enfleurasi adalah proses ekstraksi yang digunakan khusus untuk mengektaksi minyak bunga-bungaan, dalam rangka mendapatkan mutu dan rendemen minyak yang tinggi. Caranya adalah lemak dingin yang telah disiapkan dilumurkan secara merata kedalam chasisis tempat lemak, yang terbentuk persegi empat. Setelah itu kelopak bunga mawar yang telah disiapkan ditaburkan diatas lemak untuk selanjutnya disimpan selama 24 jam. Setelah 24 jam, kelopak bunga mawar yang telah jenuh tersebut diganti dengan kelopak bunga yang baru.

Untuk mendapatkan rendemen minyak yang lebih tinggi dan bermutu tinggi, proses fisiologi dalam bunga selama proses ekstraksi berlangsung perlu dijaga agar tetap berlangsung dalam waktu selama mungkin sehingga bunga tetap dapat memproduksi minyak atsiri. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan lemak heawani dan nabati.

Keberhasilan proses enfleuarasi tergantung pada kualitas kemak yang digunakan dan ketelitian serta keterampilan dalam mempersiapkan lemak. Lemak yang digunakan tidak boleh berbau, tidak berwarna, tidak mengandung asam lemak bebas, dan memiliki konsintensi tertentu. 

Jika lemak terlalu keras, maka kontak antara bunga dan lemak relatif sulit sehingga mengurangi daya absorpsi dan redemen minyak bunga yang dihasilkan. Sebaiknya jika lemak terlalu lunak, maka bunga yang disebarkan pada permukaan lemak akan masuk kedalam lemak sehingga bunga yang layu dan lemak yang melekat pada bunga sulit dipisahkan, dan hal ini dapat mengakibatkan penyusutan berat lemak yang digunakan (Julianto, 2016).

Prinsip kerja enfleurasi cukup sederhana. Jenis bunga tertentu (sedap malam, misalnya melati) setelah dipetik, masih meneruskan aktivitas fisiologisnya, sehingga memproduksi minyak dan mengeluarkan bau wangi. Lemak mempunyai daya absorpsi tinggi dan jika dicampurkan kemudian kontak dengan bunga yang berbau wangi, maka minyak akan mengabsorpsi minyak yang dikeluarkan bunga tersebut. Pada proses ini bunga dijaga agar bunga tetap hidup dengan cara memberikan oksingen secukupnya agar minyak atsiri yang dikandung dapat diabsorpsi pada suhu ruang.

Baca juga: Manfaat Oleoresin pada Industri Daging (Makalah Minyak Atsiri)


Sumber:

Julianto, T. S. 2016. Minyak Atsiri Bunga Indonesia. Deepublish.

Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Widya, K., Rosita, I. I., Awaliyah, N. M., Kalsum U., & Rachmawati, A.. 2014. Pembuatan Minyak Atsiri. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta


Salam Lestari, 
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel