Makalah Kadar Air Kayu Sengon

Sengon
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sifat kayu dapat berubah-ubah karena pengaruh lingkungannya, kayu mudah menyerap air karena kayu terdiri dari molekul-molekul selulosa yang tersusun dari ikatan OH (hidroksida) yang mampu mengikat air, dalam kayu molekul selulosa membentuk makromolekul yang disebut mikrofibril. Pengenalan sifat kayu dapat dilakukan dengan memperhatikan sifat fisika dan anatominya. Pengenalan atas sifat-sifat fisik dan anatomi akan sangat membantu dalam menentukan jenis-jenis kayu untuk tujuan penggunaan tertentu.
Kebanyakan sifat mekanika kayu sangat berhubungan dengan berat jenis, kerapatan, dan kadar air. Perhitungan berat jenis bahan banyak disederhanakan dalam sistem metrik karena 1 cm^3 air beratnya tepat 1 gram. Jadi berat jenis dapat dihitung secara langsung dengan membagi berat dalam gram dengan volume dalam sentimeter kubik. Berat jenis tidak mempunyai satuan karena berat jenis adalah nilai relatif. Berat jenis kayu dapat ditentukan pada berbagai kondisi kadar air kayu berupa basah, segar, kering air, dan kering tanur. Dalam makalah ini akan membahas tentang kadar air kayu.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah berapa nilai kadar air pada kayu sengon?

1.3 Tujuan Makalah
Adapun tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui nilai kadar air pada kayu sengon.
II. ISI
2.1 Deskripsi Pohon Sengon
Bagian sengon yang terpenting adalah kayu mempunyai nilai ekonomi tinggi. Pohon sengon dapat mencapai ketinggian sekitar 30-45 meter dengan diameter batang sekitar 70-80 cm. Berat jenis kayu rata-rata 0,33 dan termasuk kelas awet IV-V. Bentuk batang bulat dan tidak berbanir.

Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu, tidak beralur, dan tidak mengelupas. Kayu sengon digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti kemas, peti kas, perabotan rumah tangga, pangar, tangkai, dan kotak korek api, pulp, kertas, dan lain-lainnya. Sengon memiliki akar tungang yang cukup kuat menembus kedalam tanah, akar rambutnya tidak terlalu besar, tidak rimbun, dan tidak menonjol kepermukaan tanah. Akar rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen, oleh karena itu tanah disekitar pohon sengon menjadi subur (Iswanto, 2014).

2.2. Klasifikasi Pohon Segon
Pohon segon (Albizia falcataria) merupakan pohon yang termasuk dalam famili Fabaceae. Berikut dibawah ini klasifikasi pohon sengon.
Kingdom : Plantea
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidea
Ordo: Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Albizia
Spesies : Albizia falcataria (L.) Fosberg

2.3 Kadar Air Sengon
Kadar air kayu merupakan banyaknya air yang terdapat dalam kayu yang dinyatakan dalam persen terhadap berat kering tanurnya. Air dalam kayu terdapat dalam dua bentuk yaitu air bebas yang terdapat pada rongga sel dan air terikat yang terdapat pada dinding sel. Kondisi dimana dinding sel jenuh dengan air sedangkan rongga sel kosong, dinamakan kondisi kadar air pada titik jenuh serat (Iswanto, 2014).

Kadar air titik jenuh serat besarnya tidak sama untuk setiap jenis kayu. hal ini disebabkan oleh perbedaan struktur dan komponen kimia. Pada umumnya kadar air titik jenuh serat besarnya berkisar antara 25-30% (Nandika, 2015). Untuk menghitung kadar air digunakan rumus dibawah ini sebagai berikut:

Ka =  (Berat awal-Bkt)/Bkt x 100%
Keterangan :
Ka = Kadar air (%)
Bkt = Berat kering tanur (gram)
Pada pengukuran menentukan kadar air kayu sengon yang pertama dicari adalah berat awal kayu sengon kemudian berat kering tanur kayu sengon. Hasil pengukuran menentukan kadar air kayu sengon dicantumkan dalam tabel dibawah ini adalah sebagai berikut :
Nilai rata-rata kadar air kayu sengon adalah 8,45%. Artinya kadar air di kayu sengon masih memiliki air sebanyak 8,45%, hal ini disebabkan karena kayu sengon tidak mengalami kompregnasi. Menurut Nandika (2015) pada kayu sengon yang telah mengalami kompregnasi kadar air rata-rata kayu sengon adalah 9,12%.

Peningkatan kadar air kesetimbangan kayu sengon setelah mengalami kompregenasi tersebut sangat berpotensi memperbaiki berbagai sifat fisis dan mekanis kayu tersebut termasuk stabilitas dimensi, kekerasan, dan kekuatannya. Makin rendah kadar air dibawah titik jenuh serat yang nilainya 21% sampai dengan 32 %, makin baik sifat fisis dan mekanis kayu tersebut (Arinana, 2015). Hal tersebut disebabkan pada kondisi kadar air dibawah titik jenuh serat, seluruh air bebas telah keluar dari rongga sel kayu. Akibatnya kayu akan mengalami penyusutan sehingga kerapatan kayu meningkat. Peningkatan kerapatan kayu tersebut akan berimplikasi terhadap peningkatan sifat mekanis kayu.
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini adalah bahwa kadar air pada kayu sengon bersifat mengalami penyusutan sehingga kerapatan kayu meningkat dan sifat mekanis kayu meningkat dengan kadar air 8,45 % yang cocok digunakan bahan baku pembuatan peti, papan penyekat, pengecoran semen dalam kontruksi, industri korek api, pensil, papan partikel, bahan baku industri pulp.

3.2 Saran
Adapun saran dalam makalah ini adalah bahwa makalah ini cocok digunakan sebagai bahan bacaan mahasiswa dan masyarakat sekitar. Untuk penyusunan makalah kedepannya ada baiknya dilanjutkan dengan berat jenis kayu sengon.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel