Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Kalium di Tanah

Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Kalium di Tanah

Postingan ini diperbarui 18 Oktober 2021

Ketersediaan unsur hara yang seimbang di dalam tanah merupakan faktor utama dalam kesuksesan seluruh kehidupan tanaman. Unsur hara di dalam tanah dengan kondisi seimbang dan mudah berubah menjadi anion dan kation dapat meningkatkan pertumbuhan dan produktifitas tanaman yang optimal. Tumbuhan memanfaatkan bahan organik untuk mendapatkan energi dan akan mengoptimalkan pertumbuhan dan kualitas produksi.

Unsur hara ini memiliki ketersediaan unsur K (kalium) di dalam tanah berguna bagi pertumbuhan tanaman dan produksi. Kandungan unsur ini sangat bervariasi dan jumlahnya kecil. Akan tetapi, unsur ini dibutuhkan dalam cakupan tinggi, ketika K tersedia dalam jumlah batas, maka gejala kekurangan unsur segera nampak pada tanaman, dan segera ditranslokasikan ke jaringan meristematik yang muda bila jumlahnya terbatas bagi tanaman.

Faktor-fakor yang mempengaruhi ketersediaan kalium di dalam tanah yaitu, tipe koloid tanah, temperatur, keadaan basah dan kering, pH tanah, dan pelapukan (Budi dan Sari, 2015). Berikut penjelasannya.

Baca juga: Peran Koloid Tanah dan Bahan Organik dalam Ketersediaan Hara


1. Tipe Koloid Tanah

Tipe Koloid Tanah

Koloid tanah merupakan suatu komposisi bahan mineral dan organik yang sangat halus yang mempunyai luas permukaan yang sangat tinggi persatuan beratnya dengan peranannya yaitu koloid anorganik dan kolod organik.

Menurut Budi dan Sari (2015) menyatakan bahwa fungsi koloid tanah adalah menyerap ion alumium yang akan dihidrolisis sehingga menyumbangkan ion H positif yang menimbulkan tanah menjadi asam, menyerap garam-garam yang menyebabkan reaksi tanah asam dibantu dengan faktor curah hujan yang tinggi.

Faktor yang dapat memfiksasi kalium yang terjadi karena pengembangan dan pengkerutan. Koloid mengembang dalam keadaan basah dan kalium memasuki celah diantara kisinya. Kondisi kering (mengerut) kalium cepat terjepit. Bahan organik tidak mampu memfiksasi kalium, walaupun mempunyai kapasitas besar dalam mengikat ion.


2. Temperatur

Temperatur tanah
Sumber: https://www.kompas.com/

Temperatur tanah adalah konsep yang bersifat luas yang digunakan untuk menggolongkan sifat-sifat panas dari suatu sistem. Parameter tanah yang mempengaruhi temperatur yaitu kapasitas spesifik, penghantar panas, keluaran panas internal pada waktu tertentu, dan lain sebagainya.

Faktor temperatur adalah salah faktor yang keadaan membeku dan mencairnya tanah lembab silih berganti dapat membebaskan kalium dalam keadaan terfiksasi menjadi tersedia bagi tanaman, khususnya jenis kondisi basah akan memfiksasi kalium.


3. Keadaan Basah dan Kering

Keadaan Basah dan Kering tanah
Sumber: https://www.mongabay.co.id/

Faktor yang kadar kalium meningkat bila keadaan tanah lembab dikeringkan, khususnya pada tanah dengan kadar kalium rendah sampai sedang. Artinya bahwa pada kondisi wilayah yang lembab mempunyai kadar kalium yang tinggi.


4. pH Tanah

pH Tanah
Sumber: https://pertanian-mesuji.id/

Faktor yang mempunyai hubungan berlawanan antara kemasaman tanah dengan jumlah kalium yang tersedia. Proses fiksasi kalium terjadi pada pH tinggi, sehingga kalium yang tersedia rendah. Artinya bahwa tanah yang bersifat basa memiliki kadar kalium yang rendah, akan tetapi tanah yang bersifat asam memiliki kadar kalium yang tinggi.


5. Pelapukan

Pelapukan tanah
Sumber: https://www.konsepgeografi.net/

Faktor yang sifatnya membebaskan kalium ke dalam bentuk dapat dipertukarkan. Dimana semakin intensif pelapukan semakin banyak kalium yang dibebaskan. Artinya proses pelapukan pada suatu wilayah cepat maka kadar kaliumnya akan semakin tinggi.

Kadar kalium membentuk bagian yang integral pada tanaman seperti protoplasma, lemak, dan selulosa. Adapun fungsi kalium secara fisiologis adalah:

  1. Metabolisme karbohidrat, yakni pembentukan, pemecahan dan translokasi pati.
  2. Metabolisme nitrogen dan sintesis protein.
  3. 3Mengawasi dan mengatur kegiatan berbagai usnur mineral utama.
  4. Netralisasi asam-asam organik penting secara fisiologis.
  5. Mengaktifkan berbagai enzim.
  6. Mempercepat pertumbuhan jaringan meristematik.
  7. Mengatur pergerakan stomata dan hal yang berhubungan dengan air.

Baca juga: 6 Sifat Kimia Tanah


Sumber:

Budi, S., & Sari, S. 2015. Ilmu dan Implementasi Kesuburan Tanah. UMMPRESS. Malang, 54-140.


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel