Pengertian dan Faktor Erodibilitas Tanah

Pengertian dan Faktor Erodibilitas Tanah

Postingan ini diperbarui 20 September 2021

Sifat fisik tanah adalah sifat tanah yang berhubungan dengan bentuk atau kondisi tanah asli, yang termaksud diantaranya adalah tekstur, struktur, bobot jenis tanah, porositas, stabilitas, konsistensi, warna maupun suhu tanah dan lain sebagainya. Sifat fisik tanah dalam mengalami terjadinya erosi tanah.

Erosi tanah dapat mengurangi kesuburan tanah, sehingga dapat berdampak buruk pada hasil panen. Erosi juga mengalirkan air yang mengandung tanah ke hilir, sehingga menumpuk lapisan sedimen sehingga tebal yang dapat menyumbat aliran air di kali dan sungai, yang pada akhirnya dapat menyebabkan banjir.

Peristiwa erosi yang didahului oleh pelapukan disebut awal pembentukan tanah yang berlanjut ke perkembangan tanah. Pembentukan tanah merupakan bagian integral dari proses geomorfologi dimana bentuk lahan dan tanah merupakan dua macam sumberdaya alam yang satu sama lain saling terkait dalam tanah. Yang kemudian akan mempengaruhi perubahan sifat-sifat erodibilitas tanah. Semakin tinggi erodibilitas tanah semakin banyak tanah yang tererosi hal ini pada ini akan mempengaruhi terhadap perkembangan bentuk lahan.

Dengan demikian erodibilitas tanah sebagai salah satu bagain dari faktor penyebab erosi juga memiliki kontribusi dalam perkembangan juga memiliki kontribusi dalam perkembangan bentuk lahan.

Baca juga: 6 Faktor yang Mempengaruhi Erodibilitas Tanah


Erodibilitas Tanah

Erodibilitas Tanah

Erodibiltas tanah adalah kepekaan tanah terhadap erosi (daya penghacur dan penghayutan oleh air hujan). Besarnya nilai erodibilitas sangat ditentukan oleh karekteristik tanah seperti tekstur tanah, stabilitas agregat tanah (harkat struktur tanah), harkat permeabilitas dan kandungan bahan organik tanah. Nilai erodibilitas (faktor K) berkisar dari 0-1, dimana semakin besar nilai erodibilitas tanah akan semakin peka atau mudah tererosi, demikian pula sebaliknya (Setiarno dkk, 2019).

Erodibilitas alami atau inherent tanah adalah sifat kompleks yang tergantung pada laju infiltrasi tanah dan kapasitas tanah untuk bertahan terhadap penghancuran agregat atau detachment serta pengangkutan oleh hujan dan aliran permukaan. Erodibilitas tanah mempunyai peran penting dalam mengetahui tindakan konservasi dan pengelolaan tanah dapat dilaksanakan secara lebih tepat dan terarah.

Wischmeier dan Smith (1978) telah mengembangkan konsep erodilibilitas tanah yang cukup populer, dalam hal ini faktor erodibilitas tanah (K) diartikan sebagai besarnya erosi persatuan indeks erosi hujan untuk suatu tanah dalam keadaan standar, yaitu tanah terus-menerus di fallow terletak pada lereng sepanjang 22 m, berlereng 9% dengan bentuk lereng seragam. Berikut rumus persamaan erodibilitas tanah (Wischmeier dan Smith, 1978),

K = A/R

Keterangan 
K: Faktor erodibilitas tanah
A: Erosi tanah (t/ha.tahun)
R: Faktor erosivitas curah hujan


Dalam erodibilitas tanah ini memiliki klasifikasinya (Setiarno dkk, 2019) adalah sebagai berikut:

  1. Tingkat rendah (0.00-0.01)
  2. Rendah (0.11-0.20)
  3. Sedang (0.21-0.32)
  4. Agak tinggi (0.33-0.43)
  5. Tinggi (0.44-0.55)
  6. Sangat Tinggi (>0.56)


Faktor Erodibilitas Tanah

Faktor Erodibilitas Tanah
Sumber: https://www.amazine.co/

Erodibilitas tanah dipengaruhi oleh banyak sifat-sifat tanah, yakni sifat fisik, makanik, hidrologi, kimia, reologi/litogi, mineralogi, dan bilogi termasuk kareksteristik profil tanah seperti kedalaman tanah dan sifat-sifat dari lapisan tanah.

Sifat tanah ini memiliki beberapa prinsip diantaranya yaitu, 

  1. Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi laju infiltrasi, permeabilitas dan kapasitas tanah menahan air 
  2. Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi ketahanan struktur tanah terhadap dispersi, dan pengikisan oleh butir-butir air hujan dan aliran permukaan (Ashari, 2013)


Erodibilitas tanah yang dipengaruhi dari sifat-sifat tanah di spesifikkan pada suatu lokasi. Faktor erodibilitas tanah yang diperoleh dari hasil percobaan sifatnya sangat spesifik lokasi.

Suatu pendekatan yang lebih sederhana dilakukan adalah dengan menggunakan model prediksi, dengan input data sifat-sifat tanah (persentase debu + pasir sangat halus, persentase pasir, persentase kandungan bahan organik tanah, kelas struktur tanah dan nilai permeabilitas tanah) yang mudah diukur dan mempunyai koreksi kuat dengan erodibilitas tanah (Setiarno dkk, 2019).

Model prediksi erodibitas tanah banyak diaplikasikan oleh para praktisi yang digunakan dalam keperluan perencanaan penggunaan lahan dan konservasi tanah adalah model yang dikembangkan oleh Wischmeier atau dikenal dengan sebutan faktor K-USLE.

Dalam hal ini nilai erodibilitas tanah ditetapkan dengan menggunakan nomograf. Nomograf ini tidak berlaku untuk tekstur tanah debu ditambah pasir sangat halurnya lebih besar 70% (Setiarno dkk, 2019).

Baca juga: Menghitung Faktor Erodibilitas Tanah (Laporan Praktikum KTA)


Sumber:

Ashari, Arif. 2013. Kajian Tingkat Erodibilitas Beberapa Jenis Tanah di Pengunungan Baturagung Desa Putat dan Ngalanggeran Kecamatan Patuk Kabupaten Gunung Kidul. IPB. Bogor.

Setiarno dkk. 2019. Penuntun Praktikum Konservasi Tanah dan Air. Universitas Palangka Raya. Palangka Raya.

Wischmeier, W. H., & Smith, D. D. 1978. Predicting rainfall erosion losses: a guide to conservation planning (No. 537). Department of Agriculture, Science and Education Administration.


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel