Teknik Analisis Vegetasi

Teknik Analisis Vegetasi

Postingan diperbarui 18 September 2021

Vegetasi merupakan suatu kumpulan dari berbagai macam tumbuhan yang hidup bersama di suatu tempat. Vegetasi selalu dinamis dan selalu berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya. Dengan itulah maka perlu melakukan kegiatan teknik analisis vegetasi.

Vegetasi adalah semua spesies tumbuhan yang berada dalam salah wilayah yang luas, yang mempertunjukkan pola distribusi menurut ruang dan waktu. Menurut Indriyanto (2006) vegetasi juga adalah suatu komponen pembentuk alam hutan yang dapat mengendalikan iklim berdasarkan pengendalian fluktuasi dan perubahan unsur-unsur iklim yang ada di sekitarnya, contohnya temperatur, kelembaban, angin, dan curah hujan.

Untuk itu kita akan membahas tentang teknik analisis vegetasi, sebelum hal tersebut kita perlu tahu dasar-dasar tentang komposisi dan struktur vegetasi dan analisis vegetasi itu sendiri.

Baca juga: Analisis Vegetasi (Laporan Praktikum Ekologi Hutan)


Komposisi dan Struktur Vegetasi

Komposisi dan Struktur Vegetasi

Komposisi vegetasi merupakan susunan dan jumlah individu yang terdapat dalam suatu komunitas tumbuhan. Komposisi dan struktur vegeatsi salah satunya dipengaruhi oleh faktor tempat tumbuh (habitat) yang berupa situasi iklim dan keadaan tanah. 

Struktur vegetasi adalah suatu organisasi individu-individu di dalam ruang yang membentuk suatu tegakan (Muller-Dombois dan Ellenberg, 1974; Nabilah, 1996). Ditegaskan pula bahwa elemen pokok dari struktur adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan (Marsono, 1977; Nabilah, 1996).

Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan signifikan karena pengaruh anthropogenik (Setiadi, 1984).

Berikut penyusun-penyusun vegetasi adalah,

  1. Semai. Semai merupakan suatu anakan pohon yang regenerasi awal dengan ukuran ketinggian kurang dari 1,5 m.
  2. Pancang. Pancang merupakan regenerasi pohon dengan ukuran yang lebih tinggi dari 1,5 m dengan diameter lebih kecil dari 10 cm.
  3. Tiang. Tiang adalah pohon muda dengan ukuran diameter 10-20 cm.
  4. Pohon. Pohon adalah tumbuhan berkayu dengan diameter lebih dari 20 cm.


Analisis Vegetasi

Analisis vegetasi
Sumber: http://www.irwantoshut.com/

Vegetasi dalam ekologi adalah istilah untuk keseluruhan komunitas tetumbuhan. Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang menempati suatu ekosistem. Beraneka tipe hutan, kebun, padang rumput, dan tundra merupakan contoh-contoh vegetasi. 

Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan komposisi spesies dan bentuk struktur vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Dalam ekologi hutan satuan yang diamati adalah suatu tegakan, yang merupakan asosiasi konkrit (Rohman, 2001).

Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan komposisi spesies dan bentuk struktur vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan contoh, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam contoh ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan (Irwanto, 2010).

Baca juga: 2 Klasifikasi Citra Multispektral Penginderaan Jauh


Teknik Analisis Vegetasi

Dalam teknik analisis vegetasi, ada beberapa metode yang dilakukan yaitu sebagai berikut:


a. Metode Berpetak

Metode Berpetak
Sumber: http://www.irwantoshut.com/

Metode dengan petak merupakan prosedur yang umum digunakan untuk pengambilan berbagai tipe organisme termasuk vegetasi. Petak yang digunakan dapat berbentuk segi empat, persegi, atau lingkaran. Disamping itu untuk kepentingan analisis vegetasi dapat digunakan petak tunggal atau petak ganda.

Metode berpetak merupakan metode hasil modifikasi dari metode petak ganda dan jalur. Artinya dengan melompati satu atau lebih petak-petak dalam jalur sehingga sepanjang garis rintis terdapat petak-petak pada jarak tertentu yang sama.

Metode ini dilakukan jika hanya vegetasi tingkat pohon saja yang menjadi bahan penelitian. Karena metode ini dianggap mudah dan lebih cepat digunakan dalam mengetahui komposisi vegetasi dan dominansi vegetasi suatu kawasan yang diukur.


1. Petak tunggal

Di dalam metode petak tunggal, hanya dibuat satu petak contoh dengan ukuran tertentu mewakili suatu tegakkan hutan atas suatu vegetasi. Ukuran minimum petak contoh dapat ditentukan menggunakan kurva spesies area. 

Luas minimum petak contoh itu ditetapkandengan dasar bahwa penambahan luas petak tidak menyebabkan kenaikan jumlah spesies lebih dari 5% (Soegianto, 1994). Pada metode itu tidak perludihitung frekuensi relatif karena hanya ada satu petak contoh dalam analisis vegetasinya, sehingga INP diperoleh dari penjumlahan kerapatan relatif dan penutupan relatif.


2.  Petak Ganda

Pengambilan contoh vegetasi pada metode petak ganda dilakukan merata pada area yang dipelajari, dan peletakkan petak contoh sebaiknya secara sistematik. Ukuran tiap petak contoh disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan bentuk tumbuhnya. 

Ukuran petak contoh untuk pohon dewasa adalah 20 m x 20 m, fase tiang adalah 10 m x 10 m, fase pancang adalah 5 m x 5 m, dan untuk fase semai serta (tumbuhan bawah) menggunakan petak contoh berukuran 1 m x 1 m, atau 2 m x 2 m.


b. Metode Jalur

Metode Jalur
Sumber: https://www.researchgate.net/

Ada dua macam metode jalur yaitu pertama metode jalur dengan jalur contoh, kedua metode jalur tanpa jalur contoh atau disebut juga metode garis atau rintisan.

Metode ini paling efektif dalam mempelajari perubahan keadaan vegetasi berdasarkan kondisi tanah, topografi dan elevasi. Dimana jalur pengambilan sampel dibuat memotong garis topografi, misalnya tegak lurus garis pantai, gunung, sungai, dan lain sebagainya.


1. Metode jalur dengan jalur contoh

Metode jalur merupakan metode yang paling efektif untuk mempelajari perubahan keadaan vegetasimenurut kondisi tanah, topografi, dan elevasi. Jalur-jalur contoh dibuat memotong garis kontur (garis tinggi atau garis topografi) dan sejajar satu dengan yang lainnya. 

Pendekatan, cara itu untuk aplikasi di lapangan misalnya jalur-jalur contohnya dibuat tegak lurus garis pantai, memotong sungai, atau naik/turun lereng gunung. Jumlah jalur contoh disesuaikan dengan intensitas samplingnya. Jalur contoh yang yang berukuran lebar 20 m dapat dibuat dengan intensitas sampling 2%-10%.


2. Metode jalur atau garis tanpa jalur contoh

Metode garis atau rintisan, adalah petak contoh memanjang, diletakkan sebuah komunitas vegetasi. Untuk areal yang luas, metode ini sering digunakan karena selain cepat juga cukup teliti, misalnya untuk inventarisasi gulma di suatu perkebunan muda, yang mempunyai gulma terdiri atas populasi yang rapat, rendah, dan berkelompok dengan batas kelompok yang jelas. 

Alat yang digunakan adalah pita meteran 15-25 m, disebut sebagai garis rintisan. Dapat juga digunakan tali yang diberi tanda dengan satuan-satuan panjang tertentu (tiap 10 cm atau 20 cm), dan sebuah meteran kayu untuk mengukur secara tepat panjang kelompok vegetasi.


C. Metode Sampling Kuadrat

Metode Sampling Kuadrat
Sumber: http://www.irwantoshut.com/

Metode sampling kuadrat adalah metode survey vegetasi yang digunakan dalam semua tipe komunitas tumbuhan. Dimana petak yang dibuat dalam metode ini bisa berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak tunggal akan memberikan data informasi yang baik apabila komunitas vegetasi yang diteliti bersifat  homongen (Ardianto, 2014).

Untuk peletakan petak tunggal yang dilakukan secara random yang dianggap dapat mewakili kompisisi komunitas vegetasi. 

Sedangkan, untuk petak ganda adalah petak dengan pengambilan data informasi vegetasi dengan menggunakan banyak petak yang letaknya tersebar merata. Peletakan petak ini biasanya diletakan secara sistematis.

Adapun langkah-langkah menggunakan metode sampling kuadrat menurut Ardianto (2014).

  1. Langkah pertama membuat petak awal dengan ukuran 2 x 2 m kuadrat yang dimana petak ini diletakkan secara purposive (sengaja) pada zona yang dapat mewakili seluruh jenis yang ada. Setelah plot awal terbentuk, selanjutnya dilakukan identifikasi semua jenis yang ada mulai dari tingkat semai, pancang, tiang, dan terakhir pohon.
  2. Langkah kedua membuat petak dengan ukuran dua kali lebih besar dari ukuran petak awal. Lalu melakukan identifikasi tegakan yang ada, kemudian dilakukan pembandingan jumlah spesies dengan petak pertama untuk mendapatkan jumlah penambahan spesies.
  3. Langkah ketiga membuat petak selanjutnya dilakukan hingga penambahan individu mencapai lebih dari sama dengan 10% dengan tujuan untuk sampel yang ambil menjadi stabil.

Catatan: (1) luas ukuran petak awal tergantung pada peneliti, yang penting adalah konsistensinya petak selanjutnya dibuat berukuran dua kali luas petak awal. (2) Petak ketiga itu dibuat jika pada petak kedua terdapat penambahan spesies baru kurang dari sama dengan 10%.

Baca juga: 5 Cara Membasmi Hama Hutan


Penutup

Teknik analisis vegetasi memiliki beberapa metode, diantaranya (1) metode berpetak yang terdiri dari petak tunggal dan petak ganda, (2) metode jalur yang terdiri dari metode jalur dengan jalur contoh dan metode jalur atau garis tanpa jalur contoh, dan (3) metode sampling kuadrat.


Sumber:

Ardianto, Y. F. 2014. Identifikasi Dominasi Vegetasi Jenis Tegakan dengan Menggunakan Metode Kuadran di Sepanjang Jalur Pendakian Hutan Lereng Gunung Andong Kabupaten Magelang,  Jawa Tengah. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Irwanto. 2010. Analisis Vegetasi Parameter Kuantitatif.http://www.irwanto shut.net. Diakses pada hari Kamis, tanggal 13 Desember 2018, pukul 10.30 WIB.

Kusmana, C. 1997. Metode Survey Vegetasi. IPB Press. Bogor

Marsono, D. 1977. Deskripsi Vegetasi dan Tipe-Tipe Vegetasi Tropika. Fakultas Kehutanan Universitas  Gadjah Mada, Yogyakarta.

Mueller-Dumbois and Ellenberg. 1974. Aims and Methods of Vegetation Ecology. John Willey and Sons Inc, New York.

Rohman, Fatchur, Sumberartha I W. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. JICA: Malang.

Setiadi. 1984. Ekologi Tropika. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Soegianto, A. 1994.Ekologi Kuantitatif. Surabaya : Usaha Nasional.


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel