3 Jenis Degradasi Tanah

3 Jenis Degradasi Tanah

Postingan ini diperbarui 01 November 2021

Tanah adalah bagian benda alami heterogen yang terdiri dari fase padat, cair, dan gas serta mempunyai sifat yang dinamik. Sehingga tanah dan air merupakan sumber alam yang menyokong kehidupan mahluk di bumi termasuk manusia.

Tanah dalam kehidupan manusia mempunyai arti yang sangat penting, oleh karena sebagian besar dari kehidupan manusia adalah bergantung pada tanah. Tanah mempunyai berbagai macam arti dalam kehidupan kita sehari-hari, oleh karena itu dalam penggunaannya maka perlu adanya batasan untuk mengetahui dalam arti apa istilah tanah itu digunakan.

Tanah adalah tempat bermukim dari sebagain besar umat manusia disamping sebagai sumber penghidupan bagi mereka yang mencari nafkah melalui usaha pertanian dan perkebunan sehingga pada akhirnya tanah pulalah yang menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi manusia.

Akan tetapi tanah dan air ini mudah mengalami kerusakan atau degradasi, yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain hilangnya unsur hara, penjenuhan tanah oleh air dan erosi.

Menurut Roni (2015) menyatakan bahwa degradasi tanah di Indonesia yang paling dominan adalah erosi. Adapun jenis degradasi yang lain seperti pencemaran kimiawi, kebakaran hutan, aktivitas penambangan dan industri.

Berikut jenis degradasi tanah adalah.

Baca juga: 5 Klasifikasi Jenis Tanah Longsor


1. Erosi Tanah

Erosi Tanah
Sumber: https://nusantaranews.co/

Erosi adalah jenis degradasi tanah yang terjadi akibat suatu proses dimana tanah dihancurkan dan kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, dan gravitasi (Haerdjowigeno, 1995). Sehingga erosi terjadi akibat adanya interaksi dari faktor iklim, tanah, topografi, vegetasi dan aktifitas manusia terhadap sumber daya alam.

Erosi dibagi menjadi dua macam, yaitu erosi geologi dan erosi dipercepat. Erosi geologi merupakan erosi yang sistem kerjanya lambat dengan jumlah tanah yang tererosi sama dengan jumlah tanah yang terbentuk, sehingga erosi ini tidak berbahaya karena terjadi dalam keseimbangan alami.

Erosi dipercepat merupakan erosi yang sistem kerjanya cepat akibat adanya pengaruh kegiatan manusia yang menganggu keseimbangan alam dan jumlah tanahnya yang tererosi lebih banyak daripada tanah yang terbentuk, sehingga tanah dipermukaan menjadi hilang.

Proses terjadinya erosi akan melalui beberapa fase yaitu fase pelepasan, pengangkutan, dan pengendapan.

  1. Fase pelepasan partikel dari massa tanah merupakan akibat dari pukulan jatuhnya atau tetesan hujan baik langsung dari darat maupun dari tajuk pohon tinggi yang menghancurkan struktur tanah dan partikelnya dan kadang-kadang terpecik ke udara sampai beberapa centimeter.
  2. Fase pengangkutan partikel dimana kemampuan pengangkutan dari suatu aliran sangat dipengaruhi besar kecilnya bahan yang dilepaskan oleh pukulan butir hujan atau proses lainnya.
  3. Fase pengendapan adalah apabila telah tiba pada tempat dimana kemampuan angkut sudah tidak ada lagi, biasanya pada bagian tempat yang rendah maka energi aliran sudah tidak mampu lagi untuk mengangkut partikel-partikel tanah tersebut maka terjadilah endapan.


Penyebab erosi yang utama terjadi secara alami dan aktivitas manusia. 

  1. Erosi alami terjadi karena proses pembentukan tanah dan proses erosi yang terjadi untuk mempertahankan keseimbangan tanah secara alami. Erosi karena faktor alami biasanya masih memberikan media sebagai tempat tumbuh tanaman.
  2. Erosi yang terjadi karena kegiatan manusia, biasanya disebabkan oleh terkelupasnya lapisan tanah bagian atas akibat praktek bercocok tanam yang tidak memperhatikan kaidah konservasi tanah maupun dari kegiatan pembangunan yang bersifat merusak keadaan fisik tanah seperti pembuatan jalan di tempat dengan kemiringan lereng besar.


2. Pencemaran Tanah dan Kebakaran Tanah

Pencemaran Tanah dan Kebakaran Tanah

Pencemaran tanah merupakan degradasi tanah yang terjadi karena perubahan kondisi tata lingkungan yang tidak menguntungkan yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (sampah, limbah idustri, minyak, logam berbahaya, dan lain sebagainya). Menurut Susilo (2003) menyatakan bahwa hal ini salah satunya sebagai akibat perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti semula.

Jenis degradasi tanah ini berhubungan dengan penurunan kualitas akibat penggunaan bahan agrokimia, yang meninggalkan residu zat kimia dalam tanah atau pada bagian tanaman seperti buah, daun, dan umbi.

Bahan-bahan kimia yang sering menimbulkan pencemaran tanah antara lain adalah Na, NH4, SO4, Fe, Al, Mn, Co, dan Ni (Tim peneliti baku mutu tanah, 2000).

Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudia terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.


3. Banjir, Longsor, dan Konversi Lahan

Banjir, Longsor, dan Konversi Lahan
Sumber: https://www.merdeka.com/

Banjir merupakan jenis degradasi tanah dimana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat yang menyebabkan meluapnya air kepermukaan dataran disekitarnya.

Tanah longsor merupakan jenis degradasi tanah yang terjadi akibat peristiwa geologi pergerakan massa batuan atau tanah dengan berbagai tie dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu.

  1. Faktor pendorong merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi material sendiri.
  2. Faktor pemicu merupakan faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut.


Konversi lahan merupakan jenis degradasi tanah yang terjadi akibat perubahan fungsi sebagain atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula atau seperti yang direncanakan menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri.

Jenis degradasi tanah ini berhubungan dengan proses timbulnya kerusakan pada lahan pertanian baik di lokasi kejadian maupun areal yang tertimbun longsiran tanah dan antara kedua tempat tersebut.

Konversi lahan ke penggunaan nonpertanian dapat menyebabkan degradasi lahan pertanian tergolong menurun dan bahkan menghilangkan produktifitas pertanian.

Baca juga: 4 Pengelolaan Memperbaiki Lahan Gambut Terdegradasi


Sumber:

Haerdjowigono, S. 1995. Ilmu Tanah. Akademika Presindo. Jakarta.

Roni, N. G. K. Buku Ajar Konservasi Tanah dan Air. Universitas Udayana. Denpasar.

Susilo, Y. E. B. 2003. Menuju keselarasan lingkungan: memahami sikap teologis manusia terhadap pencemaran lingkungan. Averroes Press.


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel